Perencanaan Campuran Beton

Untuk memperoleh beton yang baik, diperlukan perencaan campuran beton yang baik pula. Seperti yang kita ketahui, beton merupakan campuran dari beberapa bahan yang terdiri dari agregat, air, semen dan zat tambahan yang diperlukan sehingga bahan – bahan campuran tersebut akan mengakibatkan beton yang dihasilkan beraneka ragam. Karena itu sangat perlu diketahui standar dari segi kekuatan dan keekonomisan dari bahan – bahan tersebut.
                 
Selain itu, perencanaan pembuatan beton campuran beton juga harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1.    Kekuatan desak
       Kekuatan desak merupakan hal penting yang harus dipenuhi dalam pembuatan beton. Kekuatan desak atau kuat tekan dapat diartikan sebagai besarnya beban persatuan luas. Kuat tekan juga harus memenuhi syarat dari perencanaannya. Umumnya kekuatan tekan beton dapat mencapai 1000 kg/cm2 atau lebih, akan tetapi hal ini tergantung kepada jenis campuran yang dipakai. Kuat tekan beton juga dipengaruhi oleh berbagai hal berikut :
a.       Perbandingan air semen dan tingkat pemadatannya
b.       Jenis dan lekak lekuk bidang permukaan agregat
c.       Umur (pada beton yang normal kekuatan bertambah sesuai dengan umurnya)
d.       Suhu (kecepatan pengerasan beton berbanding lurus dengan suhu)
e.       Efisiensi dan Perawatan
      
2.    Workability
       Workability
atau Kelecakan beton dapat diartikan
kemampuan untuk dilaksanakan atau dikerjakan, yang meliputi bagaimana beton itu mudah untuk dibawa dan ditempatkan di mana-mana, mudah dikerjakan, mudah dipadatkan, dan mudah untuk dilakukan finishing. Kelecakan mempunyai peran penting dalam kualitas beton. Sekarang kelecakan dapat dengan mudah diuji di lapangan maupun di laboratorium. Pengamatan kelecakan beton di lapangan pada umunya dengan melakukan slump test. Pengetesan ini merupakan petunjuk dari sifat mobilitas dan stabilitas beton. Neville (1981) menuliskan bahwa slump test bermanfaat untuk mengamati variasi keseragaman campuran. Pada beton biasa, pengujian slump dilakukan untuk mencatat konsistensi dalam satuan mm penurunan benda uji beton selama pengujian.

3.    Durability
       Beton yang baik harus bisa menghadapi segala medan atau kondisi sesuai dengan perencanaannya, tanpa mengalami kerusakan selama jangka waktu umur beton tersebut. Jika sudah memenuhi syarat, beton dapat digolongkan memiliki ketahanan yang tinggi (durable). Berkurangnya durabilitas beton dapat disebabkan oleh :
a.       Pengaruh fisik
Pengraruh fisik biasanya disebabkan oleh pelapukan yang disebabkan oleh cuaca. Contohnya seperti membeku dan mencair. Perubahan temperatur yang drastis yang terjadi pada pasta, semen, dan agregat juga dapat mempengaruhi fisik beton.
b.       Pengaruh kimia
Biasanya disebabkan dari unsur kimia dalam beton seperti serangan sulfat yang terjadi pada pasta semen, reaksi alkali-agregat yang terjadi pada agregat, serangan asam dan alkalis yang terjadi pada pasta semen.
c.      Pengaruh mekanis
Contoh pengaruh mekanis seperti perubahan volume akibat perbedaan sifat thermal dari aggregat terhadap pasta semen, terjadi pada pasta semen dan aggregat abrasi (pengikisan) yang terjadi pada pasta semen dan aggregat.
Beton dapat dikatakan berdurabilitas tinggi jika memenuhi syarat seperti:
a.       Strukturnya padat
b.       Permeabilitas rendah
c.       Porositas rendah
d.       Tahan terhadap berbagai kondisi lingkungan

4.    Penyelesaian akhir dari permukaan beton

Penyelesaian akhir permukaan beton ini bertujuan untuk mendapatkan permukaan beton yang halus atau mulus. Ketika beton dikeluarkan dari cetakan tidak menutup kemungkinan ada bagian dari permukaan beton yang rusak atau keropos sehingga perlu penyelesaian akhir dari permukaan beton.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teknologi Penahan Gempa Pendulum Power untuk Gedung Bertingkat (Universitas Gunadarma Review)

ILMU UKUR TANAH dalam Teknik Sipil

TEKNIK SIPIL